Wartawan : Roni Pasrah, SH
Pasaman Barat, SindoNews.id - Badan Informasi Geospasial melalui RPJMN telah mengalokasikan anggaran pembangunan Stasiun Pasang Surut sebanyak 40 Unit se- Indonesia, dan salah satunya adalah untuk Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
"Diperolehnya anggaran pembangunan itu karena Pasaman Barat memiliki pantai yang cukup luas, sehingga alat tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pasaman Barat Zulfi Agus, di kantornya, Rabu (23/2/2022).
Dikatakannya, Pasaman Barat salah satu daerah yang memperoleh pembangunan Stasiun Pasang Surut dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mendukung pengembangan dan penguatan INA-TEWS ( Indonesia Tsunamy Early Warning System).
"Pembangunan Stasiun Pasang Surut dari Badan Informasi Geospasial ini, untuk mendukung pengembangan dan penguatan INA-TEWS ( Indonesia Tsunamy Early Warning System) dimana stasiun pasang surut ini akan terkoneksi dengan sistem BMKG," terangnya.
Salah satu fungsi alat tersebut, sambung dia, adalah untuk mendeteksi peringatan Tsunami dan gelombang pasang. Karena sepanjang pantai atau laut di Pasaman Barat masih banyak yang berprofesi sebagai nelayan.
"Kami sudah koordinasi dengan Sekda, dan beliau sangat mendukung pemasangan alat ini, dan bersyukur atas bantuan yang diterima Kabupaten Pasaman Barat," ucap Zulfi.
Sekda kata Zulfi, sangat berharap alat ini dapat bermanfaat dalam mencegah terjadinya bencana seperti Tsunami, dan bermanfaat juga untuk nelayan yang akan melaut dengan mengetahui data pasang surut air laut.
Terkait dengan waktu pemasangan Stasiun Pasang Surut dari Badan Informasi Geospasial tersebut, Zulfi menegaskan, akan dipasang sesuai jadwal yang sudah di sepakati yakni pada bulan Juni 2022.
"Mohon dukungan semua masyarakat agar Pembangunan Stasiun Pasang Surut dari Badan Informasi Geospasial untuk pengembangan dan penguatan INA-TEWS (Indonesia Tsunamy Early Warning System) terlaksana dengan baik," pinta Zulfi.
Post A Comment:
0 comments: