Jakarta, SindoNews.id - Bulan suci Ramadhan menjadi momentum selalu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh pedagang untuk mengais rezeki.

Namun pada momen tersebut tidak bisa lagi dimanfaatkan para pedagang yang berada disamping sekolah Narada dikawasan Perumahan Duri Kosambi RW 015, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Hingga kini pedagang bingung setelah warung tenda mereka dibongkar paksa.

"Saya sehari-harinya berdagang kelapa. Kalau sudah dibongkar begini, tentu saya bingung harus bagaimana mencari nafkah," ungkap Udin salah satu pedagang pada Selasa (21/3/2023).

Ia menjelaskan, dirinya tidak punya pekerjaan lain selain berdagang. Bahkan, Udin mengaku sudah berpuluhan tahun membuka usaha dilokasi tersebut.

"Dulu suasana disini masih sepi dan sudah puluhan tahun warung saya ini berdiri. Sekarang coba liat keadaan warung sudah hancur akibat dibongkar paksa," ucap Udin.

Menurutnya, dampak dari semua ini, ia bersama pedagang lainnya tak lagi bisa mencari mata pencarian. Dipastikan para pedagang kesulitan untuk menafkahi istri dan anak-anaknya.

"Kalau pun mau dibina, kami para pedagang disini siap dibina dan ada kejelasan yang pasti. Kalau sampe enggak berjualan, ya bingunglah harus bagaimana mencari makan," keluh Udin.

Lebih lanjut Udin juga mengatakan, bahwa sebentar lagi akan memasuki puasa Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan untuk mengais rejeki, karena pedagang butuh hidup dan cari uang.

"Saya bersama pedagang lainnya hanya butuh uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi sudah beberapa hari ini tidak lagi berjualan, sedangkan setiap hari kami butuh makan," katanya.

Udin berharap kepada pihak pengembang perumahan dan instansi terkait untuk segera mencarikan solusi agar pedagang dapat kembali berjualan seperti sediakala.

"Diharapkan, kami para pedagang dapat kembali berjualan di sekitar kawasan tersebut," ucapnya.

Hal senada diungkapkan pedagang lainnya Toto. Dia menyebut, akibat pembongkaran tersebut, pedagang lainnya juga terpaksa menganggur.

"Ada juga teman-teman pedagang yang nganggur akibat tidak bisa lagi berjualan. Kasian kan kehidupan keluarga mereka. Kami berjualan hanya cari makan untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Kendati demikian, Toto ingin memastikan solusi bagi pedagang yang sebelumnya berada disini. Dengan begitu, para pedagang bisa kembali menyambung hidupnya.

"Kami dagang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup bang. Kami ingin pada saat merayakan lebaran hari raya Idul Fitri nanti bisa memenuhi juga kebutuhan keluarganya," terangnya.

Terpisah, kuasa hukum pedagang Madsanih Manong saat dikonfirmasi mengaku sangat prihatin dengan langkah pihak pemgambang terkait pembongkaran tersebut.

"Seharusnya hal-hal seperti semaksimal mungkin dibicarakan lewat musyawarah. Agar dipikirkan kembali dampak para pedagang akibat pembongkaran ini," jelasnya.

Selain itu Madsanih berharap kedepan permasalahan ini dapat diselesaikan melalui mediasi dengan melibatkan unsur pemerintah Kelurahan setempat.

"Saya selaku kuasa hukum meminta agar permasalahan ini secepatnya bisa diselesaikan secara musyawarah, sebelum melangkah upaya hukum," tegas dia. Rill/RED

Axact

Jangan Pernah Menunda Kebaikan, Karena Tidak Akan Ada Waktu Yang Tepat.

Post A Comment:

0 comments: