Jakarta, sindonews.id - Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menyeret mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menimbulkan pertanyaan publik: sebenarnya, untuk apa laptop tersebut dibagikan ke sekolah-sekolah?
Untuk Apa Chromebook?
Laptop Chromebook merupakan perangkat yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis digital. Beberapa kegunaannya antara lain:
- Mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi COVID-19, karena bisa digunakan untuk mengakses aplikasi seperti Google Classroom, Zoom, dan platform belajar daring Kemendikbudristek.
- Meningkatkan literasi digital siswa, agar anak-anak terbiasa menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar.
- Membantu guru mengelola materi dan tugas secara online dengan lebih praktis.
- Dengan harga relatif lebih murah dibandingkan laptop konvensional, Chromebook dipilih karena dianggap cukup untuk kebutuhan dasar pendidikan berbasis internet.
Mengapa Bermasalah?
Meski niat awal program ini baik, pelaksanaannya menuai banyak kritik. Beberapa masalah yang muncul antara lain:
- Ketergantungan pada internet stabil. Banyak sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) kesulitan jaringan, sehingga perangkat tidak bisa digunakan maksimal.
- Minim pendampingan guru. Tidak semua tenaga pengajar mendapat pelatihan memadai untuk mengoperasikan perangkat berbasis sistem operasi Chrome OS.
- Distribusi yang tidak sesuai kebutuhan. Ada laporan perangkat tidak terpakai atau tidak dimanfaatkan optimal.
Dugaan mark up dan penguncian spesifikasi. Kejaksaan Agung menyebut proyek ini merugikan negara hingga sekitar Rp1,98 triliun.
Dampak bagi Pendidikan
Alih-alih mempercepat digitalisasi sekolah, program ini justru menimbulkan persoalan baru. Sejumlah pengamat menilai kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah di bidang pendidikan bisa menurun, sehingga perlu langkah pemulihan ke depan. Rill/Red
Komentar0